M A N U S I A
1. POSISI MANUSIA DIANTARA MAKHLUK LAIN
Tentunya, kita sungguh sangat beruntung terlahir di dunia ini sebagai manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang paling sempurna dan mulia diantara makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dimana, manusia itu sendiri memiliki akal dan pikiran dengan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk lain. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Namun tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kita hidup di dunia ini membutuhkan makhluk hidup lain. Misalkan saja hubungan antara manusia dengan tumbuhan hijau. Manusia bernafas memerlukan oksigen sedangkan tumbuhan hijau itu sendiri akan berhasil melakukan fotosintesis apabila jumlah karbon dioksida terpenuhi. Karbon dioksida salah satunya diperoleh dari hasil respirasi kita yakni manusia. Oleh sebab itu, adanya hubungan yang saling ketergantungan. Contoh yang kedua yakni hubungan manusia dengan hewan. Madu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Apakah manusia bisa menghasilkan madu sendiri? Tentu saja tidak. Kita memerlukan bantuan keduanya yaitu tumbuhan dan juga serangga. Madu didapat dari bunga-bunga yang mengandung nektar. Nektar tersebut kemudian diambil oleh serangga sehingga nantinya akan membentuk madu. Begitu jelas bukan bahwa kita memang tidak dapat hidup tanpa makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya yaitu tumbuhan dan hewan.
2. ASPEK-ASPEK MANUSIA
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
3. DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
4. TIPOLOGI MANUSIA
TEORI TIPOLOGI :
1. Teori Hippocrates – Gelenus Terpengaruh oleh Kosmologi Empedokles
Alam semesta beserta isinya ini tersusun atas empat unsur pokok, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang masing-masing mendukung sifat tertentu, yaitu tanah mendukung sifat kering, air mendukung sifat basah, udara mendukung sifat dingin dan api mendukung sifat panas, maka Hippocrates (460 – 370) berpendapat, bahwa juga di dalam tubuh manusia terdapat sifat-sifat tersebut yang didukung oleh cairan-cairan yang ada di dalam tubuh, yaitu : - Sifat kering didukung oleh Cholc, - Sifat basah didukung oleh Melannchole, - Sifat dingin didukung oleh Phlegma, dan - Sifat panas didukung oleh Sanguis. Hippocrates Galenus berpendapat, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan pokok, yaitu chole, melanchole, phlegma, dan sanguis. Sifat kejiwaan tertentu yang khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan dalam tubuh itu oleh Gelenus disebut temperamental.
2. Tipologi Mazhab dan Mazhab Perancis
a. Tipologi Mazhab Itali Berdasarkan atas data-data yang di peroleh oleh DeGiovani, serta hukum deformasi yang dirumuskan oleh DeGiovani,Viola dalam penyelidikan-penyelidikannya menemukan, bahwa ada tiga macam tipe manusia berdasarkan atas keadaan tubuhnya, yaitu :
1. Microsplanchnis : ukuran-ukuran menegak relatif dominant, sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung.
2. Macrosplanchnis : ukuran-ukuran mendatarnya relatif dominant, sehingga orangnya kelihatan pendek gemuk.
3. Normosplanchnis : ukuran-ukuran menegak dan mendatar seimbang, sehingga orang kelihatan seimbang. Bermacam-macam bentuk tubuh yang demikian itu beralas pada keturunan.
b. Tipologi Mazhab Perancis Mazhab Perancis yang dipimpin oleh Sigaud berpendapat, bahwa keadaan serta bentuk tubuh manusia serta kelainan-kelainannya itu pada pokoknya ditentukan oleh sekitar atau lingkungan.
3. Tipologi Kretschmer
a. Tipe-tipe manusia menurut keadaan jasmaninya Kretschmer menggolong-golongkan atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat :
1. Tipe piknis
2. Tipe Leptosom
3. Tipe Atletis
4. Tipe Displatis
b. Tipe-Tipe Manusia Menurut Temperamennya :
1. Tipe schizothym Orang yang bertemperament schizothym
2. Tipe cyklothym Orang yang bertemperament cyklothym
4. TEORI SHELDON
Sheldon menggambarkan kepribadian manusia itu sebagai terdiri dari komponen-komponen :
a. Komponen Kejasmanian
b. Mesomorphy
c. Ectomorphy
5. TIPOLOGI PLATO
Plato membedakan adanya tiga bagian jiwa, yaitu:
1. fikiran (logos) yang berkedudukan di kepala
2. kemauan (thumos) yang berkedudukan di dada
3. hasrat (epithumid) yang berkedudukan di perut
Sources :
Nama : Ni Putu Yuan Antaputeri
NPM : 54410952
Kelas : 1IA11
0 comments:
Posting Komentar