Sophisticated

"First, you must love yourself therefore you can love someone else." -Ni Putu Yuan-

Kamis, 28 Juni 2012

E-commerce yuuukk Sist !

Heeyy ladies, kalian pasti tau e-commerce kan? Mungkin kalian gak ngerasa udah pernah ngelakuin e-commerce. Itu loh, saat kalian belanja baju, clana, blouse, dress, sepatu, aksesoris dan banyaaaakk lagi secara online nah itu dia yang namanya E-commerce. Singkatnya nih, e-commerce itu segala aktivitas jual beli yang dilakukan secara online.

Nah, kali ini gue akan berbagi cerita sama kalian mengenai pengalaman gue sendiri nih saat berE-commerce ria. Banyak media yang menyediakan jasa e-commerce. Bisa bikin web sendiri ataupun melalui jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Nah, salah satunya gue belanja onlne melalui facebook. Di sana gue bisa beli apaaa aja sesuka hati. Gue bisa mesen barang yang gue pengen terus pembayarannya via atm juga jai so simple ya. Cumaaa kalian harus hati-hati saat belanja online, kadang sering terjadi penipuan looohh ! Jeleknya juga, barang yang ada di foto itu gak sesuai sama keinginan kita. Eeeiittss tapi kalian jangan takut kalo mau jual beli online. Itu hanya sebagian kecil aja kok. Nah, bisa juga nih kita beli via BBM alias blackberry messenger. Pokoknya media online apa aja bisa dibuat jadi e-commerce.

Gue noleh dong, sharing tempat yang biasa gue jabanin kalo belanja online. Ini dia nih alamat webnya. Gue pake facebook jadi lebih gampang :D


V-shop holic. Itu dia nama toko onlinenya ;) Silakan ya sist kalo mau pesen :D

Pernah juga nih gue, lewat BBM jualan sepatu dan akhirnya sepatunya laku ke jual ! Lumayanlah buat nambahin uang jajan. Yang penting kalo belanja online atau ngejual online nih kita harus tau dulu siapa pembeli atau penjualnya. Kalo ngejual juga kita harus jujur. Memang kadang ada barang yang kita beli tapi pas udah nyampe gak sesuai sama keinginan ya itu derita kita :( kadang juga barangnya telat nyampenya. Tapi tenang, itu cuma bagian kecilnya aja kok :) Buktinya sampe sekarang banyak orang kok yang ngelakuin e-commerce karena biayanya jauh lebih murah ! Jadi kita gak usah capek capek dateng ke toko, tinggal oniline pesen dateng deh :D
Okee sist, segitu dulu ya bincang-bincang kita mengenai e-commerce. Kalo ada yang mau nanya atau sharing yuukk mari di komen ;)




Nama : Ni Putu Yuan Antaputeri
NPM   : 54410952
Kelas  : 2IA14

Rabu, 18 April 2012

Inheritance dan Polimorfisme pada Java

Inheritance dan Polimorfisme pada Java
disertai contoh program


Inheritance

Inheritance adalah pewarisan. Pewarisan dalam pemrograman berorientasi objek, Inheritance memungkinkan suatu Class bisa mewariskan atribut dan Method kepada Class yang lainnya atau subClass, sehingga membentuk Class hirarki. Inheritance sangat mirip dengan hubungan orang tua dengan anak. Manakala suatu kelas menerima warisan dari semua anggota data dan fungsi menerima warisan, walaupun tidak semua di antara mereka dapat diakses oleh anggota fungsi dari kelas.
Di dalam Java untuk mendeklarasikan suatu class sebagai subclass dilakukan dengan cara menambahkan kata kunci extends setelah deklarasi nama class, kemudian diikuti dengan nama parent class-nya. Kata kunci extends tersebut memberitahu kompiler Java bahwa kita ingin melakukan perluasan class.
Semua class dalam Java, termasuk class yang membangun Java API, merupakan subclass dari superclass Object.
# Superclass adalah class induk atau class orang tua, class yang letaknya di atas class tertentu di dalam hierarki.
# Subclass adalah class anak. Semua property, methode, ataupun konstruktor yang dimiliki oleh superclass jika  diwariskan, maka subclass memiliki semua yang dimiliki oleh superclass.

Contoh Program :

public class Striker extends posisi {
    public static void main (String[]args){
        Striker a = new Striker();
        a.cetak1();
        a.cetak2();
    }
}
class posisi {
    public void cetak1(){
        System.out.println("Saya di posisi depan !");}
        protected void cetak2(){
        System.out.println("I am a Striker !");}  
        private void cetak3(){
            System.out.println("P="   +P);
        }
 int P = 8;
}


Listing 



Output 




Keuntungan penggunaan Inheritance dalam OOP : Reusability
Ketika behavior(method) dideklarasikan dalam superclass, behavior tersebut otomatis diwariskan ke seluruh subclass
Jadi, Anda dapat meng-enkode method hanya sekali dan method tersebut dapat digunakan oleh seluruh subclass
Sebuah subclass hanya perlu mengimplementasikan perbedaan antara dirinya sendiri dan parent-nya.



Polimorfisme



Suatu kemampuan dari sebuah object untuk membolehkan mengambil beberapa bentuk yang berbeda agar tidak terjadi duplikasi object kita kenal sebagai polymorphism.

Antara penurununan sifat (inheritance) maupun polymorphism merupakan konsep yang memungkinkan digunakannya suatu interface yang sama untuk memerintah objek agar melakukan aksi atau tindakan yang mungkin secara prinsip sama namun secara proses berbeda. Dalam konsep yang lebih umum sering kali polymorphism disebut dalam istilah tersebut.

Contoh Program :

//Membuat Class hewan
class hewan {
public void suara (){
System.out.println("Hewan bersuara :");
}
}
// Membuat kelas turunan kuda yang merupakan turunan dari class hewan :
class kuda extends hewan {
public void suara(){
System.out.println("Kuda mengikik...");
}
}
//Membuat kelas turunan kucing yang merupakan turunan dari class hewan :
class kucing extends hewan {
public void suara (){
System.out.println("Kucing mengeong...");
}
}
//Membuat kelas turunan ayam yang merupakan turunan dari class hewan :
class ayam extends hewan {
public void suara(){
System.out.println("Ayam berkokok...");
}
}
// Membuat class suarahewan untuk mengetes class-class yang telah dibuat :
public class suarahewan {
public static void main(String[] args){
hewan HEWAN = new hewan();
kuda KUDA = new kuda();
kucing KUCING = new kucing();
ayam AYAM = new ayam();


HEWAN.suara();


HEWAN = KUDA;
HEWAN.suara();


HEWAN = KUCING;
HEWAN.suara();


HEWAN = AYAM;
HEWAN.suara();
}
}


Listing





Output






Sumber :
http://andra-ulatbulu.blogspot.com/2009/11/inheritance-dan-contoh-program-dalam.html
http://avrilblue.blogspot.com/2011/12/contoh-polimorfisme-dalam-bahasa.html


Nama : Ni Putu Yuan Antaputeri
NPM  : 54410952
Kelas  : 2IA14

Partner :
Nama  : Nanda Fitriya Hayati
NPM   : 54410908
Kelas   : 2IA14
Link     : nandakapten.blogspot.com

Tanggal : 19 April 2012










Kamis, 12 April 2012

Enkapsulasi beserta contoh program

Enkapsulasi Java

Enkapsulasi adalah suatu cara untuk menyembunyikan informasi detail dari suatu class. Dua hal yang mendasar dalam enkapsulasi yakni :
• Information hiding.
• Interface to access data.

Information hiding
Sebelumnya kita dapat mengakses anggota class baik berupa atribut maupun method secara langsung dengan menggunakan objek yang telah kita buat. Hal ini dikarenakan akses kontrol yang diberikan kepada atribut maupun method yang ada di dalam class tersebut adalah 'public'. Kita dapat menyembunyikan informasi dari suatu class sehingga anggota class tersebut tidak dapat diakses dari luar, caranya adalah hanya dengan memberikan akses kontrol 'private' ketika mendeklarasikan atribut atau method. Proses ini disebut dengan information hiding.

Interface to access data
Jika kita telah melakukan information hiding terhadap suatu atribut pada suatu class, lalu bagaimana cara melakukan perubahan terhadap atribut yang kita sembunyikan tersebut, caranya adalah dengan membuat suatu interface berupa method untuk menginisialisasi atau merubah nilai dari suatu atribut tersebut.

Berikut adalah contoh program sederhana :

import javax.swing.*;
import java.io.*;
public class Enkapsulasi{
/*Main Method*/
public static void main (String[] args){
//Membuat dari kelas hitungGaji untuk suatu-
//pegawai, dan memanggil method-methodnya
Penggajian pegawai = new Penggajian();
double sg;
String Nilai;

Nilai = JOptionPane.showInputDialog("");

sg = Double.parseDouble(Nilai);

pegawai.setGaji(sg);
pegawai.hitungGaji();
System.out.println("\nBesar Gaji Bersih : "+ pegawai.getGajiBersih());

}

}

/*Kelas Penggajian*/
class Penggajian {
//Mendeklarasikan variabel-variabel internal kelas Penggajian.

private double gajipokok, gajiSetelahPajak,pajakgaji;
public double gajiBersih;
private double potongan = 100000;

//Method untuk mengeset variabel internal gaji pokok.
public void setGaji(double gaji){

gajipokok = gaji;

}

//Method untuk menghitung gaji bersih.
public void hitungGaji(){
gajiSetelahPajak = gajipokok - (0.1 * gajipokok);
pajakgaji = (gajipokok*0.1);
gajiBersih = gajiSetelahPajak - potongan;

System.out.println("\nBesar Pajak Gaji : "+ pajakgaji);
System.out.println("\nBesar potongan Gaji : "+ potongan);
}

//Method yang mengembalikan gaji Pokok (Gaji sebelum-
//ada pengurangan)
public double getGajipokok(){
return gajipokok;

}

//Method yang mengmbalikan besar gaji bersih
public double getGajiBersih(){
return gajiBersih;
}
}



LISTING :





OUTPUT :




Pembungkusan atau pengkapsulan merupakan proses membuat paket data objek bersama dengan metode-metodenya. Berdasarkan kode program, proses memisahkan aspek-aspek objek dilakukan dengan cara pembungkusan.

Dalam melakukan pembungkusan kode dan data di dalam java, terdapat tiga tingkat akses yang harus diketahui, yaitu private, protected, dan public.



Sumber :

http://littlebro-note.blogspot.com/2008/10/java-enkapsulasi.html
http://ebestmateri.blogspot.com/2010/07/pembungkusan-enkapsulasi-pada-java.html


Nama : Ni Putu Yuan Antaputeri
NPM  : 54410952
Kelas  : 2IA14

Partner :
Nama : Nanda Fitriya Hayati
NPM : 54410908
Kelas : 2IA14
Link   : nandakapten.blogspot.com

Tanggal : 12 April 2012








Selasa, 03 April 2012

Tugas PBO2 - Perbedaan pemrograman terstruktur dan OOP


PERBEDAAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK DAN PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR

24OKT

Pengertian Pemrograman Berorientasi Objek
Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.
Bahasa pemrograman yang mendukung OOP antara lain:
  1. Visual Foxpro
  2. Java
  3. C++
  4. Pascal (bahasa pemrograman)
  5. Visual Basic.NET
  6. SIMULA
  7. Smalltalk
  8. Ruby
  9. Python
  10. PHP
  11. C#
  12. Delphi
  13. Eiffel
  14. Perl
  15. Adobe Flash AS 3.0
Pengertian Pemrograman Terstruktur
Pemrograman Terstruktur adalah suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program.

Selain pengertian diatas Pemrograman Terstruktur adalah suatu aktifitas pemrograman dengan memperhatikan urutan langkah-langkah perintah secara sistematis, logis , dan tersusun berdasarkan algoritma yang sederhana dan mudah dipahami.

Prinsip dari pemrograman terstruktur adalah Jika suatu proses telah sampai pada suatu titik / langkah tertentu , maka proses selanjutnya tidak boleh mengeksekusi langkah sebelumnya / kembali lagi ke baris sebelumnya, kecuali pada langkah – langkah untuk proses berulang (Loop).
Bahasa pemrograman yang mendukung pemrograman terstruktur:
  1. Cobol Turbo Prolog
  2. C
  3. Pascal
  4. Delphi
  5. Borland Delphi
Pemrograman terstruktur memilki beberapa sifat – sifat seperti :
a. Memuat teknik pemecahan masalah yang logis dan sistematis

b. Memuat algoritma yang efisien, efektif dan sederhana

c. Program disusun dengan logika yang mudah dipahami

d. Tidak menggunakan perintah GOTO

e. Biaya pengujian program relatif rendah
f. Memiliki dokumentasi yang baik
g. Biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan relatif rendah

Berdasarkan penjelasan diatas, sangat jelas sekali bahwa pemrograman tersktruktur unggul dalam melakukan pemrograman sederhana karena lebih efisien dan lebih murah dalam hal perawatannya tetapi permodelan ini lebih susah untuk dipahami oleh orang – orang selain pembuat program itu sendiri (contohnya ketika dlakukan tracing program ).
Beberapa keuntungan OOP :

1.Maintenance program lebih mudah dibaca dan dipahami, dan pemrograman berorientasi obyek mengontrol kerumitan program hanya dengan mengijinkan rincian yang dibutuhkan untuk programmer.

2.Pengubahan program (berupa penambahan atau penghapusan fitur tertentu); perubahan yang dilakukan antara lain menyangkut penambahan dan penghapusan dalam suatu database program misalnya.
3.Dapat digunakannya obyek-obyek sesering yang diinginkan, kita dapat menyimpan obyek-obyek yang yang dirancang dengan baik ke dalam sebuah tolkit rutin yang bermanfaat yang dapat disisipkan kedalam kode yang baru dengan sedikit perubahan atau tanpa perubahan pada kode tersebut.
Jadi, sangat jelas sekal bahwa pemrograman berorientasi objek sangat cocok sekali digunakan dalam kasus pembuatan software yang rumit dan kompleks karena memberikan berbagai kemudahan kepada pemrogram seperti yang telah disebutkan diatas.
Perbedaan mendasar antara OOP dan pemrograman terstruktur adalah:
Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sedangkan untuk pemrograman terstruktur,  menggunakan prosedur/tata cara yang teratur untuk mengoperasikan data struktur
Untuk tata nama, keduanya pun memiliki tatanan yang sama walaupun memiliki pengertian tersendiri:
object oriented menggunakan “method” sedangkan terstruktur menggunakan “function”. Bila di OOP sering didengar mengenai “objects” maka di terstruktur kita mengenalnya dengan ” modules”. Begitu pula  halnya dengan “message” pada OOP dan “argument” pada terstruktur. “attribute” pada OOP juga memiliki tatanan nama yang sepadan dengan “variabel” pada pemrograman terstruktur.



Referensi :
http://www.ms-room.com/index.php?topic=3789.0

Nama : Ni Putu Yuan Antaputeri
NPM   : 54410952
Kelas  : 2IA14

Partner :
Nama : Nanda Fitria Hayati
NPM  : 54410908
Kelas : 2IA14
Link   : nandakapten.blogspot.com

Tanggal : 5 April 2012

Kamis, 22 Maret 2012

NEW ITEM

WHAT DO YOU KNOW ABOUT NEW ITEM ??


1. Social Function

# To inform readers, listeners or viewers about events of the day which are considered newsworthy or  important.

2. Generic Structure

Newsworthy Event : recounts the event in summary form
Background Event : elaborate what happened, to whom, in what circumstances.
Sources : comments by participantsin, witnesses to and authorities expert on the event .

3. Significant Lexicogrammatical Features

Short, telegraphic information about story captured in headline.
# Use of material processes to retell the event (in the text below, many of the material processes are nominalised).
# Use of projecting Verbal Processes in sources stage .
# Focus on circumstances (e.g.mostly within Qualitiers).

The Example of New Item :

Koalas 'could face extinction'

Australia's koalas could be wiped out within 30 years unless urgent action is taken to halt a decline in population, according to researchers.
  They say development, climate change and bushfires have all combined to send the numbers of wild koalas plummeting.
  The Australian Koala Foundation said a recent survey showed the population could have dropped by more than half in the past six years.
  Many have been killed by the sexually transmitted disease chlamydia.
  Previous estimates put the number of koalas at more than 100,000 - but the latest calculations suggest there could now be as few as 43,000. 
The foundation collected field data from 1,800 sites and 80,000 trees to calculate the numbers.
  In one area in northern Queensland estimated to have 20,000 koalas a decade ago, a team of eight people could not find a single animal in four days of searching.
  The foundation said as well as problems caused by deforestation, hotter, drier conditions attributed to global warming had reduced the nutritional value of their staple food, eucalyptus leaves, leading to malnutrition.
  Koalas, which are confined to forests in Australia's east and south, are notoriously fussy about what types of the leaves they eat.
  Foundation chief Deborah Tabart said: "The koalas are missing everywhere we look. It's really no tree, no me. If you keep cutting down trees you don't have any koalas."
Death adder
She is hoping the new figures will persuade the government's Threatened Species Steering Committee (TSSC) to list the koala as threatened.
  But committee chairman Bob Beeton said a decision was not likely until mid-2010 - and the koala's status as one of the country's favourite animals would not be a factor.
  "There's a number of species which are charismatic and emotionally charged. We don't consider that," Mr Beeton was reported as saying by the AFP agency.
  "We'd consider the koala with the same level of diligence and dedication as if it were the death adder." 















Jatuhnya jaman Orde Baru


Apa yang terjadi saat jatuhnya jaman Orde Baru (presiden Soeharto)?

Begini ceritanyaaa... Demonstrasi yang terjadi di bulan Mei yang menyebabkan masyarakat keturunan tionghoa terbunuh, rumah dan bisnis mereka dibakar dan dijarah, kaum perempuannya dihina, dipukul, bahkan di perkosa secara masal. Kekerasan yang terjadi terhadap mereka pada masa itu menyebabkan sebagaian meninggalkan Indonesia dan sebagaian bertindak pasif dengan membentuk kelompok politik, golongan pendukung, membuka usaha jurnalis dan sebagainya.

Gerakan Mahasiswa Indonesia Tahun 1998

Perilaku Kolektif Mahasiswa dalam Reformasi 1998
Tahun 1998 menjadi satu catatan tersendiri dalam sejarah perubahan di Indonesia. Dilatarbelakangi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan berlanjut menjadi krisis multi-dimensi, sebuah usaha perubahan sosial yang dimotori oleh gerakan mahasiswa yang didukung oleh kesadaran bersama dari para mahasiswaa. Momen ini kemudian berkembang menjadi suatu gerakan bersama yang menuntut perubahan dibeberapa bidang, khususnya sistem pemerintahan
Pertanyaan berikutnya, bagaimana mahasiswa dapat melakukan sebuah gerakan reformasi dalam usaha perubahan sosial? Apakah dengan serta-merta gerakan mahasiswa terbangun?
A. Mahasiswa bergerak; upaya melakukan perubahan
Untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, kami akan melihat perilaku kolektif mahasiswa pada masa pra hingga bergulirnya reformasi pada tahun 1998. Dalam sosiologi, perilaku kolektif adalah tindakan-tindakan yang tidak terstruktur dan spontan dimana perilaku konvensional (lama) sudah tidak dirasakan tepat atau efektif. Lebih jauh lagi, perilaku kolektif merupakan perilaku yang (1) dilakukan oleh sejumlah orang (2) tidak bersifat rutin dan (3) merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.
Sejak tahun pasca tahun 1966-dimana gerakan mahasiswa berhasil menjatuhkan rejim Orde Lama-, dapat dikatakan mengalami masa stagnansi dari gerakan mahasiswa. Mahasiswa dipandang telah kehilangan kepekaaan sosial yang terjadi pada saat itu. Kondisi ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang begitu represif sehingga kondisi perpolitikan nasional menjadi alat yang efektif untuk mematikan aspirasi dan gerakan mahasiswa. Pengekangan tersebut telah membuat mahasiswa-kebanyakan-menjadi kehilangan daya kritisnya terhadap kondisi sosial yang berkembang.
Menyadari bahwa perguruan tinggi dan lembaga pemerintah tidak dapat diharapkan, sebagian mahasiswa coba menciptakan ruang-ruang berkembangnya sendiri. Mereka kemudian memilih untuk melakukan aktifitas mereka diluar kampus. Selain membentuk kelompok-kelompok diskusi, mahasiswa juga membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menangani berbagai isu-isu sosial. Aksi protes mahasiswa masih berlanjut akan tetapi masih sangat sporadis dan dampaknya belum meluas, baik itu dikalangan mahasiswa maupun masyarakat umumnya dan semakin lemah sampai akhirnya menghilang akhir 1970-an.
Gairah pergerakan di kelompok mahasiwa kemudian mulai kembali pada tahun 90-an saat akumulasi berbagai permasalahan sosial makin tajam. Mereka lebih cenderung mengangkat masalah-masalah yang aktual pada saat itu, misalnya masalah kelaparan atau bencana di satu daerah dan permasalahan keseharian yang dihadapi oleh masyarakat. Akan tetapi, pola yang digunakan tidak berubah; masih sporadis dan dilakukan dalam kampus. Pada awalnya tidak semuanya mahasiswa tersebut tergerak untuk menanggapi masalah sosial yang muncul.
Dalam melihat fenomena ini, Ricardi melakukan pembagian lima kelompok mahasiwa dalam merespon kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya yang ada di masyarakat. Pertama adalah kelompok idealis konfrontatif, dimana mahasiwa tersebut aktif dalam perjuangannya menentang pemerintah melalui aksi demonstrasi. Kedua, kelompok idealis realistis adalah mahasiwa yang memilih koperatif dalam perjuangannya menentang pemerintah. Ketiga, kelompok opportunis adalah mahasiswa yang cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa. Keempat adalah kelompok profesional, yang lebih berorientasi pada belajar atau kuliah. Terakhir adalah kelompok rekreatif yang berorientasi pada gaya hdup yang glamour.
Lalu bagaimana kelompok-kelompok mahasiswa tersebut dapat bergerak dalam menggulirkan sebuah perubahan sosial di Indonesia? Menurut Ricardi, pada masa itu muncul conscience collective, kesadaran bersama dimana mahasiswa merupakan satu kelompok yang harus bersatu padu. Dalam kondisi perilaku kolektif, terdapat kesadaran kolektif dimana sentimen dan ide-ide yang tadinya dimiliki oleh sekelompok mahasiswa yang menyebar dengan begitu cepat sehingga menjadi milik mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Kekecewaan dan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pemerintah disambut oleh masyarakat yang menjadi korban dari sistem yang ada. Aksi dari mahasiswa kemudian direspon oleh masyarakat melalui secara sukarela memberikan bantuan kepada para mahasiswa yang sedang mengadakan demonstrasi.
Neil Smelser memberikan pendekatan yang lebih komprehensif dalam munculnya perilaku kolektif. Menurutnya, ada enam syarat pra-kondisi yang harus terjadi; struktural (structural conducivenes), ketegangan struktural (structural strain), kemunculan dan penyebaran pandangan, faktor pemercepat (precipitating factors), Mobilisasi tindakan (mobilization for action), dan pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control). Dalam konteks gerakan mahasiswa di Indonesia, keenam syarat itu terpenuhi; pertama kondisi sosial masyarakat saat itu yang mendukung aksi-aksi mahasiswa, kedua adanya kesamaan rasa tertindas oleh pemerintah, ketiga penyebaran serta gagasan dengan landasan kebenaran, hak asasi manusia dan rakyat sebagai dasar perjuangan , keempat adanya faktor pemicu dengan gugurnya mahasiswa Universitas Trisakti yang kemudian berlanjut pada peristiwa lainnya , kelima adanya usaha mobilisasi aksi dengan berbagai elemen masyarakat dan terakhir adalah adanya tekanan dari negara atau bentuk kontrol sosial lainnya yang berusaha menggagalkan/menggangu proses perubahan.
Gerakan mahasiswa pada tahun 1998-tepatnya bulan Mei-cenderung pada perilaku kerumunan aksi dimana aksi demonstrasi mereka lakukan secara terus menerus dengan mengandalkan mobilisasi massa demi tujuan bersama. Menurut Blumer, perilaku kerumunan yang bertindak dimana mereka mempunyai perhatian dan kegiatan yang ditujukan pada beberapa target atau objektif. Tuntutan gerakan mahasiswa sendiri pada pasca kejatuhan rejim Orde Baru cenderung pada perubahan sistem politik dan struktur pemerintahan.
Melihat pemaparan diatas serta landasan teori yang kami gunakan diatas, jelas bahwa gerakan mahasiswa pada tahun 1998 adalah satu proses reformasi dalam perubahan sosial. Reformasi sendiri menurut Kornblum, gerakan yang hanya bertujuan untuk mengubah sebagian institusi dan nilai. Lebih jauh lagi, gerakan ini merupakan upaya untuk memajukan masyarakat tanpa banyak mengubah struktur dasarnya. Gerakan semacam ini biasanya muncul di negara-negara yang demokratis.
Pada bab berikutnya, saya akan mengemukakan pengaruh dan pandangan dari luar negeri terhadap perubahan sosial di Indonesia.
B. Perubahan Sosial dan Modernisasi: Kepentingan Amerika Serikat dalam Perubahan Sosial di Indonesia.

Setelah kita melihat proses perubahan sosial yang terjadi di Indonesia dengan melihat faktor dari dalam negeri, kita tidak bisa mengabaikan faktor eksternal yang ikut berperan dalam mendorong terjadinya perubahan sosial tersebut. Krisis ekonomi-yang kemudian menjadi krisis politik-yang terjadi di Asia, khususnya di Indonesia sudah pasti memberikan dampak bagi negara lain. Dalam pembahasan kali ini, kami coba melihat dampaknya terhadap Amerika Serikat dengan melihat perubahan sosial di Indonesia yang berdampak pada kepentingan luar negeri serta bagaimana Amerika Serikat menanggapi krisis yang terjadi di Indonesia dari pemeritaan di media massa terutama suratkabar The New York Times dan The Chicago Tribune dalam periode 1997-1998.
Kekhawatiran terhadap dampak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada perekonomian Amerika Serikat terlihat jelas dari pemberitaan media massa, khususnya kedua suratkabar tersebut. Pertanyaannya kemudian mengapa? Krisis di Asia diperkirakan akan membuat kepanikan pada ekonomi negara-negara Asia lainnya khususnya Jepang yang mempunyai banyak kepentingan ekonomi yang kemudian akan berakibat pada keadaaan ekonomi Amerika Serikat. Selain itu, resesi ekonomi di Asia dapat mengakibatkan ekspor Amerika Serikat harus mengalami penurunan dan mengakibatkan defisit yang kemudian berakibat pada industri manufaktur Amerika Serikat . Dengan alasan ini pula, pemerintah Amerika Serikat berusaha menyuntik dana pinjaman kepada pemerintah Indonesia melalui International Monetary Funding (IMF) dan Bank Dunia. Langkah yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat -melalui menteri keuangan Amerika Serikat, Robert Rubin-, sebenarnya tidak mendapat persetujuan dari kongres Amerika Serikat yang menganggap bahwa permasalahan Asia serta dikritik oleh media massa.
Kedua media tersebut menyampaikan beberapa alasan tentang penyebab terjadinya krisis di Indonesia. Pertama, kelemahan sistem perbankan di Indonesia. Kedua, kapitalisme Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dimana dana bantuan –yang didapatkan melalui hutang luar negeri-untuk pembangunan hanya digunakan oleh segelintir orang. Kedua media tersebut juga mengangkat tentang dampak yang diakibatkan oleh krisis ekonomi di beberapa wilayah Indonesia misalnya masalah terjadi kelaparan di beberapa wilayah Indonesia.
Krisis ekonomi yang kemudian berimbas pada krisis politik di Indonesia yang merupakan efek bola salju yang terus bergulir hingga menjadi krisis multi-dimensi. Desakan untuk terjadinya proses reformasi di Indonesia tidak hanya muncul dari dalam negeri tetapi juga muncul dari luar negeri, khususnya di Amerika Serikat. Sistem pemerintahan Indonesia dipandang sebagai pemerintahan yang korup dan otoriter tidak dapat memberikan ruang bagi berkembangnya sistem kapitalisme yang membutuhkan sistem politik pluralis. The New York Times memandang bahwa mundurnya Soeharto dari tampuk presiden Indonesia bukan hanya dipicu oleh masalah dalam negeri tetapi kekuatan dari luar negeri juga berperan cukup penting. Pada awalnya, kedua media mengatakan bahwa Soeharto tetap akan bertahan sebagai presiden Indonesia namun analisa tersebut berubah drastis pasca peristiwa 12 dan 13-15 Mei 1998.
Kedua suratkabar tersebut memandang bahwa faktor penyebab dari krisis tersebut lebih banyak berasal dari dalam negeri sehingga diperlukan satu langkah intervensi dari luar negeri. Secara tidak langsung, kedua suratkabar yang mempunyai jumlah pembaca terbesar –termasuk para pengambil kebijakan- di Amerika Serikat telah menekan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan intervensi. Terlihat pula kecenderungan dari kedua suratkabar ini mendukung pendapat IMF dan langkah yang diambil oleh pemerintahan Amerika Serikat .
Dari cara pandang yang digunakan oleh kedua surat kabar tersebut melihat positif kepada demokratisasi, transparansi dan sistem yang menentang otoritarianisme baik dalam sistem ekonomi maupun politik. Dengan kata lain, kedua suratkabar ini mencoba melihatnya dari cara pandang yang kerap digunakan dalam teori modernisasi. Menurut Sullivan, teori modernisasi merujuk pada suatu perubahan ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi pada masa transisi dari masyarakat pra-industri ke masyarakat industri maju. Teori modernisasi klasik menganggap bahwa bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh jalan sama deengan negara industri maju sehingga kemudian negara berkembang pula melalui modernisasi. Modernisasi melihat bahwa faktor keterbelakangan satu negara adalah faktor dari dalam, misalnya budaya tradisional, kurangnya investasi yang produktif dan tidak adanya semangat berprestasi di negara berkembang.
C. Gerakan Reformasi 1998: Sebuah Perubahan Sosial Ditinjau dari Teori Fungsional

Sebelum melangkah lebih jauh, dalam pembahasan tentang perubahan sosial kami ingin meletakkan konsep bersama mengenai perubahan sosial. Menurut Menurut Mac Iver, perubahan sosial (social relationship) merupakan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial . Sedangkan menurut Gillin, perubahan sosial di katakan sebagai satu variasi cara-cara hidup yang diterima dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Yang menarik adalah pendapat dari Selo Soemardjan, perubahan sosial dirumuskan sebagai segala perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan , yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pendapat terakhir yang akan kami gunakan sebagai landasan dalam melakukan analisa terhadap proses reformasi tahun 1998.
Proses reformasi pada tahun 1998 telah berdampak besar dalam kehidupan masyarakat di Indonesia secara umum. Pertama, yang paling dirasakan dan dapat dilihat dengan jelas adalah jatuhnya rejim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Selama berkuasa, rejim Orde Baru telah menjadi orde kekerasan, yang selalu mengedepankan tindakan represif dalam menjaga kelanggengan kekuasaanya. Mundurnya presiden Soeharto-yang dianggap sebagai simbol Orde baru-telah menjadi tolok ukur dari dari perubahan tersebut. Namun, banyak pula kalangan melihat bahwa mundurnya Soeharto tidak akan memberikan kontribusi terhadap perubahan yang diinginkan
Kedua, seiring dengan jatuhnya rejim orde baru maka berdampak pada struktur pemerintahan. Dalam berbagai tuntutannya, mahasiswa menganggap bahwa struktur pemerintahan di masa rejim Orde baru menjadi instrumen penindasan terhadap masyarakat. Ini jelas sangat dirasakan oleh para mahasiswa yang telah dibungkam melalui pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). Selain itu, mahasiswa menilai bahwa aparat negara, militer pada khususnya juga menjadi alat pelanggeng kekuasaan. Oleh karena itu, tuntutan yang muncul dari mahasiswa adalah mengembalikan posisi militer pada fungsinya. Salah satu contoh perubahan adalah pemisahan struktur antara Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.
Ketiga, perubahan sistem politik di Indonesia. Walaupun sering dikatakan bahwa paham yang dianut oleh sistem politik Indonesia adalah demokrasi, ini jauh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Perbedaan pendapat-yang kerap kali dianggap menggangu stabilitas-menjadi hal yang haram di masa Orde Baru. Aspirasi politik dari masyarakat kemudian dipersempit dengan sistem tiga partai yang jelas tidak berpihak pada masyarakat. Oleh karena itu salah satu tuntutan mahasiswa pada tahun 1998 adalah melakukan pemilihan umum (pemilu) dalam waktu dekat. Salah satu contoh perubahan dekat adalah pelaksanaan sistem pemilihan umum langsung yang dilaksanakan pada tahun 2004.
Seperti yang telah disampaikan diatas, perubahan sosial juga akan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan pola perilaku dalam sistem sosial masyarakat. Dalam konteks reformasi pada tahun 1998, terjadi perubahan-perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Pengekangan yang dulu dilakukan oleh Rejim Orde Baru diberbagai sektor berangsur-angsur dihilangkan. Sebagai salah satu contoh adalah kebebasan berpendapat yang dulu menjadi ‘barang mahal’ sekarang relatif lebih terbuka. Kemudian isu tentang nilai-nilai Hak Asasi Manusia kemudian menjadi salah satu indikator dalam pembangunan. Masyarakat yang dulunya apolitis dan cenderung pasif pada sistem politik terdahulu mulai terlibat dalam berbagai kegiatan politik praktis. Sebagai salah satu indikator adalah berdirinya berbagai partai politik di Indonesia.
Saya melihat bahwa gerakan mahasiswa pada tahun 1998 adalah sebuah perubahan sosial dalam bentuk gerakan reformasi dimana perubahan sosial yang terjadi upaya yang berusaha memajukan masyarakat tanpa mengubah struktur dasarnya. Pemaparan kami diatas telah menggambarkan bagaimana proses perubahan sosial tersebut. Gerakan mahasiswa saat itu melihat bahwa untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia adalah pergantian rejim otoriter yang berkuasa dengan menggunakan isu-isu moral pada awalnya. Pemerintah saat itu dianggap tidak perduli bahkan tidak menunjukkan sense of crisis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Dalam melihat proses reformasi di Indonesia pada tahun 1998 mulai dari awal hingga hasil yang dicapai, kami menggunakan pendekatan teori fungsional. Walaupun menurut teori fungsionalis, meletakkan kestabilan sosial menjadi substansi yang penting namun tetap membutuhkan perubahan sosial. Sebagai contoh, Robert Nisbet mengungkapkan “the fundamental assumption of the functionalist is… that… there are sources opf change within social system, more or less natural sources, and that form these there flow patterns of change that are as congruent to social system as growth within the living organism.”
Perubahan yang diharapkan beberapa elemen dalam gerakan mahasiswa adalah sebuah perubahan yang menyeluruh di masyarakat. Tujuan mereka adalah semua kebijakan politik dan ekonomi berada di tangan rakyat dalam arti sesungguhnya. Akan tetapi, pandangan itu harus mereka akui sebagai utopia karena lemahnya konsolidasi konsep –bahkan diantara elemen gerakan mahasiswa- bersama tentang hal tersebut.
D. Gerakan Mahasiswa: Menjadi gerakan moral atau politik?
Melihat kembali kegiatan mahasiswa yang pada dekade 80-an sampai 90-an mengalami stagnasi dalam pergerakan menyuarakan ketidakadilan dalam masyarakat maka dapat dikatakan bahwa pada awalnya pergerakan mahasiswa bersifat gerakan moral (moral movement). Isu-isu yang disuarakan lebih pada perbaikan-perbaikan pada hal-hal yang mengakibatkan penderitaan yang dialami masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu.
Dalam perkembangan selanjutnya pergerakan mahasiswa melihat bahwa isu itu dapat berkembang pada isu yang lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat instant yang mempengaruhi pola perilaku mahasiswa. Sifat ini tidak melihat lebih dalam mengenai masalah yang ada, dalam arti setiap masalah sebenarnya mempunyai akar permasalahan yang terlebih dahulu mendapat perhatian. Penemuan pada akar permasalahan memungkinkan mahasiswa untuk menyuarakan isu yang tepat sasaran sehingga mereka konsisten dalam gerakannya. Namun, karena pada kenyataannya mahasiswa kadang tidak memiliki basis konsep yang jelas sehingga perhatian awal mudah sekali menyimpang atau lebih parah lagi mengalami perubahan yang bertolak belakang dengan isu awal. Gerakan mahasiswa di Indonesia kemudian mengalami perubahan dari sebuah gerakan moral menyuarakan masalah-masalah sosial-permasalahan yang sehari-hari dihadapi oleh masyarakat-kemudian berubah menjadi sebuah gerakan politik. Gerakan mahasiswa sebaiknya kembali menjadi gerakan yang mempunyai pandangan lebih mendalam dalam berbagai masalah sosial yang melanda bangsa ini. Lanjutkan para pemuda Indonesia, perjuangan belum selesai sampai di sini J